Jalan hidupku sangatlah
tragis, terombang-ambingkan bagaikan sebuah daun ditengah ganasnya ombak
lautan. Di satu sisi aku ingin selalu berjalan pada jalan yang lurus, jalan
kebaikan namun disisi lain nafsuku memberontak, memaksaku melewati jalan yang
berliku-liku, menjalani sisi gelap kehidupan, terdampar oleh kubangan
dosa-dosa, hati nuraniku menangis, jiwaku menjerit, tapi aku tidak bisa
berhenti, terus-menerus terjatuh kembali pada lubang dosa yang sama. Aku sempat
frustasi, aku berfikir aku bukanlah orang yang ditakdirkan untuk menjadi baik,
mungkin takdirku untuk menjadi seseorang yang sangat jahat, tapi kembali
nuraniku berbicara, aku selalu merasa menyesal setiap kali berbuat dosa.
Suatu ketika aku membuka sebuah album, disitu kulihat
teman-temanku dan semua kenangan masa laluku, seketika air mataku menetes, aku
terkenang akan indahnya sebuah kebersamaan di masalalu, yang tak lagi ada untuk
saat ini. Saat ini aku hanyalah seorang diri, menjalani kehidupan yang tragis,
penuh dengan kebodohan, penuh dengan kesia-siaan, penuh dengan dosa. Aku hanya
bisa berandai-andai, seandainya aku bisa kembali ke masalalu, untuk bisa
kuhapus semua salahku, dan aku isi setiap waktuku masalalu dengan
kebaikan-kebaikan, tidak seperti selama ini yang penuh dengan kesia-siaan dan
dosa.
semangat
Tapi segera aku tersadar, itu semua tidaklah mungkin,
waktu tidak akan pernah terulang kembali karena kesalahan orang-orang seperti
diriku ini, yang aku bisa hanyalah menyesalinya. Aku menyesal sekali atas semua
kesalahanku selama ini, berulang kali aku memberontak, aku