Halaman

Selasa, 25 Juni 2013

Aku Belum Menyerah


Jalan hidupku sangatlah tragis, terombang-ambingkan bagaikan sebuah daun ditengah ganasnya ombak lautan. Di satu sisi aku ingin selalu berjalan pada jalan yang lurus, jalan kebaikan namun disisi lain nafsuku memberontak, memaksaku melewati jalan yang berliku-liku, menjalani sisi gelap kehidupan, terdampar oleh kubangan dosa-dosa, hati nuraniku menangis, jiwaku menjerit, tapi aku tidak bisa berhenti, terus-menerus terjatuh kembali pada lubang dosa yang sama. Aku sempat frustasi, aku berfikir aku bukanlah orang yang ditakdirkan untuk menjadi baik, mungkin takdirku untuk menjadi seseorang yang sangat jahat, tapi kembali nuraniku berbicara, aku selalu merasa menyesal setiap kali berbuat dosa.

            Suatu ketika aku membuka sebuah album, disitu kulihat teman-temanku dan semua kenangan masa laluku, seketika air mataku menetes, aku terkenang akan indahnya sebuah kebersamaan di masalalu, yang tak lagi ada untuk saat ini. Saat ini aku hanyalah seorang diri, menjalani kehidupan yang tragis, penuh dengan kebodohan, penuh dengan kesia-siaan, penuh dengan dosa. Aku hanya bisa berandai-andai, seandainya aku bisa kembali ke masalalu, untuk bisa kuhapus semua salahku, dan aku isi setiap waktuku masalalu dengan kebaikan-kebaikan, tidak seperti selama ini yang penuh dengan kesia-siaan dan dosa.

semangat





            Tapi segera aku tersadar, itu semua tidaklah mungkin, waktu tidak akan pernah terulang kembali karena kesalahan orang-orang seperti diriku ini, yang aku bisa hanyalah menyesalinya. Aku menyesal sekali atas semua kesalahanku selama ini, berulang kali aku memberontak, aku