Pada hari sabtu tanggal 10 mei 2014 gue berencana untuk refreshing, jalan-jalan sama temen-temen KKN (kuliah kerja nyata) Universitas Negeri Malang. Hari sabtu telah tiba, waktu menunjukan pukul 07.00 WIB, temen-temen udah pada siap semua untuk berangkat dari posko KKN di desa sutojayan kecamatan pakisaji kabupaten malang, sedangkan di waktu yang sama gue masih belum siap dan masih berada di kota malang.
Karena gue
kasian sama teman-teman kalau harus menunggu gue terlalu lama, karena gue juga
belum mandi belum juga perjalanan ke posko yang memakan waktu lama, akhirnya
gue memutuskan untuk menyusul. Gue sms ke firda, temen KKN gue, gue suruh
berangkat dulu sama temen-temen yang lain ntar gue nyusul.
Tujuan kita kali
ini yaitu ke pulau sempu, perlu diketahui pada saat cerita ini gue sama sekali
belum mengerti tentang sempu island, akhirnya gue sms ke firda untuk menanyakan
jalan menuju ke pulau sempu. Firda langsung bales begini, “lwat panjen mz, qta ke ngliyep” . Tanpa fikir panjang lagi gue
langsung tancap gas untuk segera menyusul teman-teman yang sudah berangkat
duluan. Dengan semangat 45 gue bawa motor peninggalan sejarah gue dengan
kecepatan cahaya, ngebut layaknya jalan milik nenek gue.
Di tengah
perjalanan gue sempet berhenti melihat pemandangan di kecamatan pagak yang
indah, gue sangat terpesona dan mengagumi keindahan ciptaan Tuhan dengan
bernarsis ria, hehe.
Setelah puas gue
langsung melanjutkan perjalanan, setelah sempat nyasar akhirnya gue sampai di
tempat tujuan yaitu pantai ngliyep, kecamatan donomulyo kabupaten malang
ketika waktu itu waktu menunjukan pukul 10.00 WIB.
Sampai disana
keadaan pantai masih sepi, gue cari temen gue kesana kemari gak ketemu-ketemu,
mau gue message sialnya gak ada sinyal, akhirnya gue memberanikan diri untuk
bertanya kepada seorang bapak pemilik warung di pantai itu, gue bertanya ini
bener pantai ngliyep kan, bapaknya menjawab bener, trus gue Tanya lagi kali
yang ada pulau sempunya itu pantai apa ya pak, bapaknya bilang pantai sendang
biru, seketika itu juga hati gue serasa tersambar petir. Udah jauh-jauh dan
capek menuju tempat ini, ech malah temen-temen gue gak ada disini, galau nggak?
Untuk menebus
kekecewaan gue akhirnya gue putuskan untuk berpetualang di pantai ini, di pantai
ini ada sebuah pulau kecil, namanya pulau kumbang, gue memutuskan untuk pergi
kesana, disana suasananya serem, angker, ada semacam tempat ritual gitu, baunya
wangi banget, berikut ini foto-foto petualangan gue di pantai ngliyep dan pulau
kumbang!!
Setelah gue puas
menjelajahi pantai ngliyep dan pulau kumbang, gue putuskan untuk balik ke
malang, sampai di jalan begitu sudah ada sinyal langsung gue message si firda,
dan begini balesan si firda, “mas ,,
sepurane salah temenq bales’e ke ngliyep”. Fikir gue mungkin saat sms gue
si firda ini kurang konsentrasi sehingga mau menulis pantai sendang biru salah
menulis pantai ngliyep, dan sialnya gue yang jadi korban keteledoran ini, huhu.
Tapi gue tidak marah sama si firda, karena sebagai gantinya gue bisa puas menjelajahi
pantai ngliyep. Di perjalanan temen KKN gue si tiara telefon, dia bilang gue
mau nyusul ke sendang biru gak, tapi temen-temen gue udah mau menyebrang ke
pulau sempu. Gue berfikir pasti gue tidak akan sempet menyusul, karena jaraknya
yang begitu jauh, akhirnya gue memutuskan untuk pulang ke rumah saja.
Saat adzan duhur
berkumandang gue sampai di desa pagak, gue memutuskan untuk istirahat n
menjalankan ibadah sholat duhur di masjid terbesar di desa pagak. Rasanya
tenteram sekali, setelah mengagumi keindahan ciptaan Tuhan, gue menghadap-Nya
dengan penuh rasa syukur, syukur karena masih diberi kesempatan untuk menikmati
semua keindahan ini. Setelah sholat gue langsung melanjutkan perjalanan, karena
lapar gue berhenti sejenak di salah satu warung makanan untuk makan n membeli
minuman yang segar, setelah kenyang akhirnya gue pulang ke kosan gue dengan
rasa bangga, bangga karena sudah pernah menjelajahi pantai ngliyep. Sekian
cerita petualangan gue di pantai ngliyep, sampai jumpa di postingan berikutnya,
bye!!!
Artikel bagus, aq warga Kalipare yg berbatasan langsung dgn Ngliyep. Mas, konon d sana tidak boleh pakai baju Merah. Untung mas nya gak berenang ya. Dan tidak melepas jaketnya. Sehingga baju merahnya tidak kelihatan. Dan satu, dilarang lo mas foto2 di Gunung Kombang/Kombang Island.
BalasHapusSalam sahabat