Diriku, seorang
hina yang penuh noda
Dengan harapan
meninggi menggunung
Tanpa upaya
terus ku mengharap
Berharap
keajaiban yang tak mungkin
Turuti nafsu
hancurkan dunia
Ingkari janji
adalah biasa
Minim
produktifitas minim aktivitas
Rasa malas terus
mengupas
Hingga habis
tulang sendiku
Saat kini
kusadari
Semakin jauh
diriku
Dari bayang
indah masalalu
Diripun semakin
senja
Kini 22 tahun
usiaku
Tanpa prestasi
penghibur diri
Serpihan
masalalu menyayat hati
Hilang
kepercayaan hilang pertemanan
Ego diri
hancurkan semua
Kini 22 tahun
usiaku
Tanpa sesuatu
yang bisa kubanggakan
Amanah yang
banyak kutinggalkan
Jiwa yang
kuhancurkan
Teman yang telah
kubuang
Kini ku tinggal
sendiri
Berjuang keluar
dari kubangan ini
Dengan sisa
tenaga yang tersisa
Kumulai hidupku
secara perlahan
Berusaha
tinggalkan masalalu
Ingin lupakan
semua masalalu
Kini kumelangkah
kedepan
Kedepan dan
terus kedepan
Tiada pernah aku
mundur lagi
Dengan tenagaku
yang mendekati penghabisan
Ku terus
bergerak secara perlahan
Bergerak terus
kedepan
Perbaiki
masalalu yang suram
Tak terhingga
kegagalanku masalalu
Ketika kumulai
bangkit
Aku tertarik
kembali kebelakang
Kembali
mengulang masa yang suram
Kini dengan
tenaga yang tersisa
Beserta
pengalaman pahit yang yang menyerta
Aku mulai
hidupku dari awal
Aku takan pernah
mundur lagi
Aku akan
mengejar dirimu
Yang kini jauh
meninggalkanku
Secara perlahan
kubangun tekadku
Suatu saat aku
akan melebihi dirimu
Inilah sumpahku,
Aku akan terus maju
Hingga aku bisa
didepanmu
Dalam hidup
penuh kemuliaan
Tunggu kejutan
dariku
Malang, 6
januari 2015
Nb: Bukan
seberapa besar impian, tapi seberapa besar kita untuk mewujudkannya itulah yang
terpenting!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar