Halaman

Kamis, 08 Januari 2015

Elektrik Power Steering (EPS)



  A. Pengertian Elektrik Power Steering (EPS)

Elektrik Power Steering (EPS) adalah sistem perubahan proses kerja power steering yang mengalihkan sistem hidrolis ke sistem elektris atau bisa dibilang Power Steering pada mobil yang kerjanya dibantu oleh motor elektrik untuk meringankan kerja sistem kemudi.Tujuanya meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan melakukan perubahan proses kerja power steering dari sistem hidrolis ke elektrik.Pada sistem power steering hidrolis konsumsi bahan bakar kendaraan cenderung lebih banyak karena power steering hidrolis butuh tenaga 8-10 horse power untuk menggerakan sedangkan power steering yang proses kerjanya dibantu arus listrik dapat mereduksi pemakaian bahan bakar pada kendaraan.




Selain meningkatkan efisiensi bahan bakar, konstruksi sistem kemudi juga menjadi lebih simple, ringan, dan mudah dipasang, dengan begitu juga dapat mereduksi penggunaan ruang. Hadirnya sistem ini relatif sebagai penyempurnaan sistem Power Steering model lawas atau konvensional. Respons terhadap gerakan kemudi juga semakin baik dan lebih disesuaikan kondisi dibanding model biasa. Terutama pada mekanisme fully electric. Pada umumnya terdiri dari sensor gerak (torque sensor), dinamo berarus DC, gir reduksi, modul EPS dan peranti pendukung ECU lainnya. Kerja dinamo dalam meringankan putaran kemudi dideteksi pertama kali oleh sensor yang kebanyakan letaknya pada poros batang kemudi (steering column). Gerakan kiri-kanan oleh setir bakal diterima oleh sensor untuk diatur modul sebagai otaknya. 

  B. Komponen Elektrik Power Steering (EPS)

Komponen-komponen dari sistem Elektronik Power Steering Adalah Control Unit Elektronik Power Steering, Engine Control Unit, Torque sensor, Motor elektrik, Steering wheel, Steering column, Tie rod, Steering Rack.
Sedangkan untuk sistem kelistrikanya (wiring diagram) untuk motornya bagian-bagianya adalah Baterai, Fuse / Relay box ruang mesin, Speedo meter, EPS indicator, Tachometer, Speed sensor, Engine sensor, Engine control module, Torque sensor, Control Unit EPS, Motor relay,dan Motor elektrik.

  C. Cara Kerja Power Steering

Teknologi Electric Power Steering(EPS) dibuat untuk mengerti kita. Pada EPS, mekanisme hidraulis berganti menjadi gerakan dinamo yang mengandalkan arus listrik.

  

Semua EPS yang diaplikasikan, pada dasarnya tetap menggunakan tenaga bantuan motor elektrik. Perbedaaannya bisa dibagi dua. Pertama dengan sebutan fully electric. Artinya motor listrik bekerja langsung dalam gambar membantu gerakan kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel pada rack steer seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun dan Swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan Mazda Vantrend lansiran 1995 ataupun Toyota Crown keluaran 2005, di tempatkan pada gearbox steering.
Kedua model semi electric. Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulis. Ini sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk V-belt. Misalnya seperti pada Chevrolet Zafira dan Mercedes Benz A-Class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak setir. Biasanya perangkat ini juga masih menggunakan slang tekan dan slang balik dari minyak.
Dinamo masih harus meneruskan oli untuk membuat tekanan dalam racksteer
Hadirnya sistem ini memang relatif sebagai penyempurnaan sistem PS model lawas atau konvensional.
Terutama pada mekanisme fully electric. Cara kerja sistem electric power steering (EPS) adalah kunci di putar ke posisi On, Control module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand bay, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, Noise suppressor segera menginformasikan pada contril module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dgn batang setir. Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada control module ketika setir mulai diputar yang dinamakan Torque Sensor, alat ini akan memberikan informasi kepada control module sejauh mana setir diputar dan seberapa cepat putarannya. Dengan informasi tersebut control module segera mengirim arus listrik sesuai kebutuhan , motor listrik untuk memutar gigi kemudi, dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle speed sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. sensor ini memberikan informasi bogi control module tentang kecepatan kendaraan, jika kecepatan melampaui 80 KM maka motor elektrik akan di nonaktifkan sehingga dengan begitu setir menjadi berat dan meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik sesuai yang dibutuhkan oleh motor listrik dan memberikan kode tertentu jika ada malfungsi pada sistem.

  D. Fungsi Komponen EPS

Electric Power Steering menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti :

1.  Control Module  :Yang berfungsi sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS   
2. Motor elektrik   :Berfungsi meringankan pemutaran batang setir.
3. Vehicle Speed Sensor  :Terletak di gearbox yg berfungsi menginformasikan kecepatan mobil     
4. Torque Sensor  :Berada di kolom setir berfungsi menginformasikan setir mulai diputar dan seberapa cepat putarannya                      
5. Clutch   : kopling ini ada diantara motor & batang setir , tugasnya untuk menghubungkan dan melepaskan antara motor dan batang setir sesuai kondisi    
6. Noise Suppressor  :Bertindak sebagai sensor yg mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak       
7. Onboard Diagnostic Display :Berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika ada masalah dengan sistem EPS.     

E.  Kesimpulan

istem Elektrik Power Steering ini tujuan utamanya adalah untuk mereduksi pemakaian bahan bakar akibat power steering juga mereduksi penggunaan tempat akibat power steering dengan jalan merubah proses kerja power steering dari hidrolis ke elektrik.

F. Saran

Lebih baik digunakan sistem kemudi dengan Elektrik Power Steering ini karena dapat meningkatkan efisiensi dengan mereduksi pemakaian bahan bakar juga menghemat tempat sehingga daya kendaraan juga akan maksimal, selain itu Respons terhadap gerakan kemudi juga semakin baik dan lebih disesuaikan kondisi dibanding model biasa.

  G. Referensi

      Malang, 9 Januari 2015

     >Althaf Ghazali Jurianto<



Tidak ada komentar:

Posting Komentar